Pandeglang Kencengin Gapura Rp356 Juta, Internetnya Masih Nyangkut di Buffering

PANDEGLANG | OHGITU.COM — Di tengah sinyal internet yang masih timbul tenggelam seperti perasaan mantan, Pemerintah Kabupaten Pandeglang justru punya prioritas lain. Bukan jaringan, bukan tower, tapi gapura Rp356 juta di Kecamatan Majasari.
Dua gapura megah ini berdiri gagah di jalan menuju rumah Wakil Bupati Pandeglang Iing Andri Supriadi dan Plt Sekda Asep Rahmat. Panjangnya sekitar 4,5 meter, tinggi 5 meter, lengkap dengan ornamen dan lampu hias 16 biji. Kalau sinyal sekuat lampunya, mungkin Zoom nggak bakal nge-lag.
Satu gapura menelan biaya Rp181 juta, satu lagi Rp175 juta. Total: Rp356 juta. Angka yang cukup buat pasang WiFi gratis se-kecamatan, tapi ya sudahlah—setiap daerah punya prioritasnya masing-masing.
Baca juga: Sinyal Lemah di Pandeglang Warga Belajar Pakai Doa
Kepala Dinas PUPR Pandeglang, Asep Rahmat, menjelaskan pembangunan dua gapura itu bagian dari pembenahan kawasan lingkungan strategis.
“Jadi semua program yang tertuang dalam RPJMD 10 program untuk PU, kegiatan sekitar 24 yang memang harus terpenuhi, termasuk penataan lingkungan gapura juga bagian dari situ,” katanya.
Menurut Asep, proyek ini sudah direncanakan dengan konsultan dan pengawas profesional. “Menggunakan perencanaan dari konsultan, sekarang direalisasikan menggunakan pengawas juga, tim kami juga turun,” ujarnya mantap. Tapi sayangnya, internet di beberapa kampung masih ‘tidak terpantau’—mungkin karena sinyalnya belum ikut turun.
Asep menegaskan, pembangunan gapura ini tidak ada masalah. Hanya saja, meski fisik sudah berdiri, pembayarannya belum dilakukan karena masih menunggu audit dari BPKP. “Belum ada pembayaran, fisiknya sudah selesai,” katanya.

Kalau dipikir-pikir, gapura ini memang simbol kemajuan: kokoh, bercahaya, dan fotogenik. Cuma sayang, belum tentu bisa diunggah ke media sosial, karena sinyalnya… yah, masih buffering.
Sementara warga masih naik genteng demi dapat satu bar, gapura Rp356 juta ini sudah tegak menatap langit. Mungkin di sanalah sinyal sebenarnya berada—di ketinggian yang hanya bisa dijangkau pejabat dan burung walet.
Di negeri yang sering salah prioritas ini, kadang gapura jadi saksi bisu: mewah di luar, lemah di jaringan. Mungkin Pandeglang belum benar-benar blankspot—cuma sinyal logikanya yang putus nyambung.